yudi syarif wrote on August 26, 2010.
Kalau ada seorang penceramah berkata di atas mimbar: "Sungguh perbuatansyirik dan pelanggaran tauhid sering terjadi dan banyak tersebar dimasyarakat kita!", mungkin orang-orang akan keheranan danbertanya-tanya: "Benarkah itu sering terjadi? Mana buktinya?". Tapi kalau berita ini bersumber dari firman Allah Ta'ala dalam al-Qur'an, masihkah ada yang meragukan kebenarannya? Allah Ta'ala berfirman,
{وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُمْ بِاللَّهِ إِلَّا وَهُمْ مُشْرِكُونَ}
"Dan sebagian besar manusia tidak beriman kepada Allah,melainkan dalam keadaan mempersekutukan-Nya (dengan sembahan-sembahanlain)" (QS Yusuf:106).
Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma menjelaskan arti ayat ini:"Kalau ditanyakan kepada mereka: Siapakah yang menciptakan langit?Siapakah yang menciptakan bumi? Siapakah yang menciptakan gunung? Makamereka akan menjawab: "Allah (yang menciptakan semua itu)", (tapi bersamaan dengan itu) mereka mempersekutukan Allah (dengan beribadahdan menyembah kepada selain-Nya)[1].
Semakna dengan ayat di atas Allah Ta'ala juga berfirman,
{وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ}
"Dan sebagian besar manusia tidak beriman (dengan iman yang benar) walaupun kamu sangat menginginkannya" (QS Yusuf:103).
Artinya: Mayoritas manusia walaupun kamu sangat menginginkan dan bersunguh-sungguh untuk (menyampaikan) petunjuk (Allah), mereka tidakakan beriman kepada Allah (dengan iman yang benar), karena mereka memegang teguh (keyakinan) kafir (dan syirik) yang merupakan agama(warisan) nenek moyang mereka[2].
Dalam hadits yang shahih Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lebih menegaskan hal ini dalam sabda beliau,
«لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِي بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى يَعْبُدُوا الأَوْثَانَ»
"Tidak akan terjadi hari kiamat sampai beberapa qabilah(suku/kelompok) dari umatku bergabung dengan orang-orang musyrik dansampai mereka menyembah berhala (segala sesuatu yang disembah selainAllah Ta'ala)"[3].
Ayat-ayat dan hadits di atas menunjukkan bahwa perbuatan syirik terus ada dan terjadi di umat Islam sampai datangnya hari kiamat[4].
Hakikat Syirik
Perbuatan syirik adalah menjadikan syarikat (sekutu) bagi Allah Ta'ala dalam sifat rububiyah-Nya (perbuatan-perbuatan Allah Ta'ala yang khusus bagi-Nya, seperti mencipta, melindungi, mengatur dan memberi rizki kepada makhluk-Nya) dan uluhiyah-Nya(hak untuk disembah dan diibadahi semata-mata tanpa disekutukan).Meskipun mayoritas perbuatan syirik (yang terjadi di umat ini) adalah(syirik) dalam sifat uluhiyah-Nya, yaitu dengan berdoa(meminta) kepada selain Allah bersamaan dengan (meminta) kepada-Nya,atau mempersembahkan satu bentuk ibadah kepada selain-Nya, sepertimenyembelih (berkurban), bernazar, rasa takut, berharap dan mencintai[5].
menjelaskan hakikat perbuatan syirik yang diperangi oleh semua Rasul shallallahu 'alaihi wa sallam yang diutus oleh Allah Ta'ala, beliau berkata, "Ketahuilah, semoga Allah merahmatimu, sesungguhnya tauhid adalah mengesakan Allah Ta'ala dalam beribadah. Inilah agama (yang dibawa) para Rasul yang diutus oleh Allah kepada umat manusia.
Rasul yang pertama adalah (nabi) Nuh 'alaihis salam yang diutus oleh Allah kepada kaumnya ketika mereka bersikap ghuluw(berlebihan dan melampaui batas dalam mengagungkan) orang-orang yang shaleh (di kalangan mereka, yaitu) Wadd, Suwa', Yaguts, Ya'uq dan Nasr[6].
Rasul yang terakhir (yaitu) nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dialah yang menghancurkan gambar-gambar (patung-patung) orang-orang shaleh tersebut. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam diutus oleh Allah kepada kaum (orang-orang musyrik) yang selalu beribadah, berhaji, bersedekah dan banyak berzikir kepada Allah, akantetapi mereka (berbuat syirik dengan) menjadikan makhluk sebagaiperantara antara mereka dengan Allah (dalam beribadah). Mereka mengatakan: "Kami menginginkan dari perantara-perantara makhluk ituuntuk mendekatkan diri kepada Allah[7], dan kami menginginkan syafa'at mereka di sisi-Nya"[8]. (Perantara-perantara tersebut adalah) seperti para malaikat, nabi Isa bin Maryam, dan orang-orang shaleh lainnya.
Catatan : Pada masa jahiliyah Orang Arab mekah Mengenal Allah Azawajallah Sebagai Tuhan Pemilik Kabbah Tuhan semesta Alam. Mereka mengenal Agama Ibrahim dan Nasrani.Akan tetapi mereka membuat sekutu-sekutu tuhan di sekitar kabbah.mereka mengimani Allah Azawazallah sebagai pemilik Rumah batu Hitam.yaitu kabbah
Maka Allah mengutus nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam untuk memperbaharui (memurnikan kembali) ajaran agama yang pernah dibawa oleh nabi Ibrahim 'alaihis salam(yaitu ajaran tauhid) dan menyerukan kepada mereka bahwa (bentuk)pendekatan diri dan keyakinan (seperti) ini adalah hak Allah yang murni(khusus bagi-Nya) dan tidak boleh diperuntukkan sedikitpun kepadaselain-Nya, meskipun itu malaikat atau nabi utusan-Nya, apalagi yang selainnya"[9].
Contoh-Contoh Perbuatan Syirik yang Banyak
Perbuatan-perbuatan syirik seperti ini sangat sering dilakukan oleh sebagian kaum muslimin, bahkan perbuatan syirik yang dilakukan oleh orang-orang di jaman Jahiliyah, sebelum datangnya Islam, masih jugasering terjadi di jaman modern ini.
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu berkata: "Perbuatan syirik yang terjadi di jaman Jahiliyah (juga) terjadi pada (jaman) sekarang ini:
1- Dulunya orang-orang musyrik (di jaman Jahiliyah)meyakini bahwa Allah Dialah Yang Maha Pencipta dan Pemberi rizki (bagisemua mekhluk-Nya), akan tetapi (bersamaan dengan itu) mereka berdoa(meminta/menyeru) kepada para wali (orang-orang yang mereka anggap shaleh dan dekat kepada Allah Ta'ala) dalam bentuk berhala-berhala, sebagai perantara untuk (semakin) mendekatkan mereka kepada Allah (menurut persangkaan sesat mereka). Maka Allah tidak meridhai (perbuatan) mereka menjadikan perantara (dalam berdoa)tersebut, bahkan Allah menyatakan kekafiran mereka dalam firman-Nya,
{وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِأَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِزُلْفَى، إِنَّ اللَّهَ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فِي مَا هُمْ فِيهِيَخْتَلِفُونَ، إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي مَنْ هُوَ كَاذِبٌ كَفَّارٌ}
"Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah(berkata): "Kami tidak menyembah mereka (sembahan-sembahan kami)melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengansedekat-dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara merekatentang apa yang mereka perselisihkan. Sesungguhnya Allah tidak akanmemberi petunjuk kepada orang-orang yang pendusta dan sangat besar kekafirannya" (QS az-Zumar:3).
Allah Ta'ala maha mendengar lagi maha dekat, Dia tidak butuh kepada perantara dari makhluk-Nya. Allah Ta'ala berfirman,
{وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ}
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwa Aku adalah maha dekat" (QS al-Baqarah:186).
Kita saksikan di jaman sekarang ini kebanyakan kaum muslimin berdoa(meminta/menyeru) kepada wali-wali dalam wujud perantara (penyembahan terhadap)kuburan mereka, dengan tujuan untuk mendekatkan diri mereka kepadaAllah. Allah Maha dekat
Yang Anehnya lagi ada Orang islam (Ktp) yang tidak melakukan Sholat mereka senang sekali mendatangi Kuburan-kuburan yang telah di anggap keramat (cara Instan dalam beribadah Pikir mereka.!)
Maka berhala-berhala (di jaman Jahiliyah) adalah wujud dari parawali (orang-orang yang mereka anggap shaleh dan dekat kepada Allah Ta'ala)yang telah wafat menurut pandangan orang-orang musrik (di jaman Jahiliyah)dan bukan lah DEWA-DEWA, sedangkan kuburan adalah wujud dari para wali yang telah wafat menurut pandangan orang-orang yang melakukan perbuatan Jahiliyah(di jaman sekarang), meskipun harus diketahui bahwa fitnah(kerusakan/keburukan yang ditimbulkan) dari (penyembahan terhadap)kuburan lebih besar dari fitnah (penyembahan) berhala !
2- Dulunya orang-orang musyrik (di jaman Jahiliyah)selalu berdoa kepada Allah semata di waktu-waktu sulit dan sempit,kemudian mereka menyekutukan-Nya di waktu lapang. Allah berfirman:
{فَإِذَا رَكِبُوا فِي الْفُلْكِ دَعَوُااللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ فَلَمَّا نَجَّاهُمْ إِلَى الْبَرِّإِذَا هُمْ يُشْرِكُونَ}
"Maka apabila mereka mengarungi (lautan) dengan kapal merekaberdoa kepada Allah dengan memurnikan agama bagi-Nya; kemudian tatkalaAllah menyelamatkan mereka sampai ke darat, tiba-tiba mereka (kembali)mempersekutukan (Allah), (QS al-'Ankabuut:65).
Maka bagaimana mungkin diperbolehkan bagi seorang muslim untukberdoa kepada selain Allah dalam waktu sempit dan lapang (sebagaimanayang sering dilakukan oleh banyak kaum muslimin di jaman ini)?[10].
Contoh-contoh lain perbuatan perbuatan syirik yang banyak tersebar di masyarakat[11]:
1- Mempersembahkan salah satu bentuk ibadah kepada selain Allah Ta'ala,seperti berdoa (memohon) kepada orang-orang shaleh yang telah mati,meminta pengampunan dosa, menghilangkan kesulitan (hidup), atau mendapatkan sesuatu yang diinginkan, seperti keturunan dan kesembuhan penyakit, kepada orang-orang shaleh tersebut. Juga seperti mendekatkan diri kepada mereka dengan sembelihan qurban, bernazar, thawaf, shalat dan sujud...Ini semua adalah perbuatan syirik,
Contoh dalam Hal ini berikut
seseorang berdoa kepada Allah di depan kuburan Orang sholeh.dengan harapan orang sholeh yang di dalam kubur mendengar doa yang di ucapkan lalu orang sholeh tersebut menyampaikan kepada Allah .lalu mereka Sholat,menyembelihan qurban, bernazar, thawaf di dekat kuburan itu .
Apakah Para sahabat Rosullullah melakukan ini.mereka sahabat sangatlah dekat pada saat itu dengan Makam Rosullulah.dan tanah kuburannya pun belum kering pada saat itu .hal di atas tidaklah pernah di contohkan oleh Sahabat.
Allah Ta'ala berfirman,
{ قُلْ إِنَّ صَلاتِي وَنُسُكِيوَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لا شَرِيكَ لَهُوَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِينَ}
"Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam. Tiadasekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan akuadalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)" (QS al-An'aam:162-163).
2- Mendatangi para dukun, tukang sihir, peramal(paranormal) dan sebagainya, serta membenarkan ucapan mereka. Initermasuk perbuatan kafir (mendustakan) agama yang diturunkan kepadanabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, berdasarkan sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,"Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal kemudianmembenarkan ucapannya, maka sungguh dia telah kafir terhadap agama yangditurunkan kepada nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam"[12].
Allah Ta'ala menyatakan kekafiran para dukun, peramal dan tukang sihir tersebut dalam firman-Nya,
{وَاتَّبَعُوا مَا تَتْلُو الشَّيَاطِينُعَلَى مُلْكِ سُلَيْمَانَ وَمَا كَفَرَ سُلَيْمَانُ وَلَكِنَّالشَّيَاطِينَ كَفَرُوا يُعَلِّمُونَ النَّاسَ السِّحْرَ وَمَا أُنزلَعَلَى الْمَلَكَيْنِ بِبَابِلَ هَارُوتَ وَمَارُوتَ وَمَا يُعَلِّمَانِمِنْ أَحَدٍ حَتَّى يَقُولا إِنَّمَا نَحْنُ فِتْنَةٌ فَلا تَكْفُرْفَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِوَزَوْجِهِ وَمَا هُمْ بِضَارِّينَ بِهِ مِنْ أَحَدٍ إِلا بِإِذْنِاللَّهِ وَيَتَعَلَّمُونَ مَا يَضُرُّهُمْ وَلا يَنْفَعُهُمْ وَلَقَدْعَلِمُوا لَمَنِ اشْتَرَاهُ مَا لَهُ فِي الآخِرَةِ مِنْ خَلاقٍوَلَبِئْسَ مَا شَرَوْا بِهِ أَنْفُسَهُمْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ}
"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitan padamasa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itumengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (mengerjakan sihir),hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Merekamengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada duaorang malaikat di negeri Babil, yaitu Harut dan Marut, sedang keduanyatidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorang pun sebelum mengatakan,"Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), maka janganlah kamu kafir."Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihiritu mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya.Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnyakepada seorang pun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajarisesuatu yang memberi mudharat kepada diri mereka sendiri dan tidakmemberi manfaat. Padahal sesungguhnya mereka telah meyakini bahwabarangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalahbaginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan merekamenjual dirinya sendiri dengan sihir, kalau mereka mengetahui. (QS al-Baqarah:102).
Hal ini dikarenakan para dukun, peramal dan tukang sihir tersebutmengaku-ngaku mengetahui hal-hal yang gaib, padahal ini merupakankekhususan bagi Allah Ta'ala,
{قُلْ لا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ الْغَيْبَ إِلا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ}
"Katakanlah:"Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yangmengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah", dan mereka tidakmengetahui bilamana mereka akan dibangkitkan" (QS an-Naml:65).
Selain itu, mereka selalu bekerjasama dengan para jin dan setandalam menjalankan praktek perdukunan dan sihir mereka, bahkan para jindan Syaitan tersebut tidak mau membantu mereka dalam praktek tersebutsampai mereka melakukan perbuatan syirik dan kafir kepada Allah Ta'ala,misalnya mempersembahkan hewan qurban untuk para jin dan setantersebut, menghinakan al-Qur'an dengan berbagai macam cara, atauperbuatan-perbuatan kafir lainnya[13]. Allah Ta'ala berfirman,
{وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا}
"Dan bahwasannya ada beberapa orang dari (kalangan) manusiameminta perlindungan kepada beberapa laki-laki dari (kalangan) jin,maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa dan kesalahan" (QS al-Jin:6).
3- Berlebihan dan melampaui batas dalam mengagungkan nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri yang melarang hal ini dalam sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, "Janganlahkalian berlebihan dan melampaui batas dalam memujiku sebagaimanaorang-orang Nashrani berlebihan dan melampaui batas dalam memuji (nabiIsa) bin Maryam, karena sesungguhnya aku adalah hamba (Allah), makakatakanlah: hamba Allah dan rasul-Nya"[14].
Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah seorang hamba yang tidak mungkin beliau ikut memiliki sebagian dari sifat-sifat yang khusus milik Allah Ta'ala, seperti mengetahui ilmu gaib, memberikan manfaat atau mudharat bagi manusia, mengatur alam semesta, dan lain-lain. Allah Ta'ala berfirman,
{قُلْ لا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلاضَرًّا إِلا مَا شَاءَ اللَّهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَلاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلانَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ}
"Katakanlah:Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi dirikudan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah.Dan seandainya aku mengetahui yang gaib, tentulah aku akan melakukankebaikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan.Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembirabagi orang-orang yang beriman" (QS al-A'raaf:188).
Di antara bentuk-bentuk pengagungan yang berlebihan dan melampaui batas kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah sebagai berikut:
- Meyakini bahwa beliau mengetahui perkara yang gaib dan bahwa dunia diciptakan karena beliau shallallahu 'alaihi wa sallam.
- Memohon pengampunan dosa dan masuk surga kepada beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, karena semua perkara ini adalah khusus milik Allah Ta'ala dan tidak ada seorang makhlukpun yang ikut serta memilikinya.
- Melakukan safar (perjalanan) dengan tujuan menziarahi kuburan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, karena beliau shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri yang melarang perbuatan ini dalam sabda beliau shallallahu 'alaihi wa sallam,"Tidak boleh melakukan perjalanan (dengan tujuan ibadah) kecuali ketiga masjid: Masjidil haram, Masjid nabawi dan Masjidil aqsha"[15].
Dan semua hadits yang menyebutkan keutamaan melakukan perjalanan untuk mengunjungi kuburan beliau shallallahu 'alaihi wa sallam adalah hadits yang lemah dan tidak benar penisbatannya kepada beliau shallallahu 'alaihi wa sallam, sebagaimana yang ditegaskan oleh sejumlah imam ahli hadits.
Adapun melakukan perjalanan untuk melakukan shalat di Masjid nabawi maka ini adalah perkara yang dianjurkan dalam Islam berdasarkan haditsyang shahih[16].
- Meyakini bahwa keutamaan Masjid nabawi adalah karena adanya kuburan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Ini jelas merupakan kesalahan yang sangat fatal, karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam telah menyebutkan keutamaan shalat di Mesjid nabawi sebelum beliau wafat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam wafat di kamar Ibunda Aisyah dan di kuburkan ditempat itu pula yang bersebelahan dengan Mesjid Nabawbawi.karna suatu hal yaitu perluasan mesjid Maka Kamar Ibunda Aisyah menjadi tercakup dalam bagian Mesjid Nabawi
4- Berlebihan dan melampaui batas dalam mengagungkan kuburan orang-orang shaleh, yang terwujud dalam berbagai bentuk di antaranya:
- Memasukkan kuburan ke dalam mesjid dan meyakini adanya keberkahan dengan masuknya kuburan tersebut.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Allahmelaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani, (kerena) mereka menjadikankuburan nabi-nabi mereka sebagai mesjid (tempat ibadah)"[17].
Dalam hadits lain, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallambersabda, "Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian selalu menjadikankuburan para nabi dan orang-orang shaleh (di antara) mereka sebagaimesjid (tempat ibadah), maka janganlah kalian (wahai kaum muslimin)menjadikan kuburan sebagai mesjid, sesungguhnya aku melarang kaliandari perrbuatan tersebut"[18].
- Membangun (meninggikan) kuburan dan mengapur (mengecat)nya.
Dalam hadits yang shahih Jabir bin Abdullah radhiyallahu 'anhu berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melarang dari mengapur (mengecat) kuburan, duduk di atasnya, dan membangun di atasnya"[19].
Perbuatan-perbuatan ini dilarang karena merupakan sarana yang membawa kepada perbuatan syirik (menyekutukan Allah Ta'ala dengan orang-orang shaleh tersebut).
5- Termasuk perbuatan yang merusak tauhid dan akidah seorang muslim adalah menggantungkan jimat, yang berupa benang,Hurup-hurup Hijaiyah ,manik-manik atau benda lainnya, pada leher, tangan, atau tempat-tempatlainnya, dengan meyakini jimat tersebut sebagai penangkal bahaya dan pengundang kebaikan
اللَّهُ الصَّمَدُ Alah tempat bergantung. Apakah Kalian menjadikan selain Allah Azawazallah sebagai pendatang kebaikan dan penolak keburukan
Perbuatan ini dilarang keras oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabda beliau, "Barangsiapa yang menggantungkan jimat maka sungguh di telah berbuat syirik"[20].
6- Demikian juga perbuatan ath-Thiyarah/at-Tathayyur, yaitu menjadikan sesuatu sebagai sebab kesialan atau keberhasilan suatu urusan, padahal Allah Ta'ala tidak menjadikannya sebagai sebab.
ath-thiyarah adalah mengundi atau meramal nasip atau menisbatkan Ke baikan oleh tanda Alam Atau yang lain secara adat maupun yang tidak masuk Akal
Perbuatan ini juga dilarang keras oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebda beliau, "(Melakukan) ath-thiyarah adalah kesyirikan"[21].
7- Demikian juga perbuatan bersumpah dengan nama selain Allah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barngsiapa yang bersumpah dengan (nama) selain Allah maka sungguh dia telah berbuat syirik"[22].
Nasehat dan Penutup
Demikianlah sedikit dari contoh-contoh perbuatan syirik yang terjadi di masyarakat, yang ini semua seharusnya menjadikan seorang muslim selalu memikirkan dan mengkhawatirkan dirinya akan kemungkinan terjerumus ke dalam perbuatan tersebut. Karena siapa yang mampumenjamin dirinya dan keluarganya selamat dari keburukan yang terjadipada orang-orang yang hidup disekitarnya?
Kalau nabi Ibrahim 'alaihis salam saja sampai mengkhawatirkan dirinya dan keluarganya terjerumus dalam perbuatanmenyembah kepada selain Allah (syirik), sebagaimana doa yang diucapkannya:
{وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَنْ نَعْبُدَ الأصْنَامَ}
"Jauhkanlah diriku dan anak cucuku dari (perbuatan) menyembah berhala" (QS Ibrahim:35)
Padahal beliau 'alaihis salam adalah nabi mulia yang merupakan panutan dalam kekuatan iman, kekokohan tauhid, sertaketegasan dalam memerangi syirik dan pelakunya.
Maka tentunya kita lebih pantas lagi mengkhawatirkan hal tersebutmenimpa diri kita, dengan semakin bersunggh-bersungguh berdoa danmeminta perlindungan kepada-Nya agar dihindarkan dari semua perbuatantersebut dan sebab-sebab yang membawa kepadanya.
Sebagaimana doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada sahabat yang mulia, Abu Bakar ash-Shiddiq radhiyallahu 'anhu,
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أُشْرِكَ بِكَ وَأَنَا أَعْلَمُ ، وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لا أَعْلَمُ»
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari perbuatanmenyekutukan-Mu yang aku ketahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu dariapa yang tidak aku ketahui (sadari)"[23].
Juga tentu saja, dengan semakin giat mengusahakan sebab-sebab yangsemakin memantapkan akidah tauhid dalam diri kita, yaitu dengan semakinsemangat mempelajari ilmu tentang tauhid dan keimanan, serta berusahasemaksimal mungkin mempraktekkan dan merealisasikannya dalam kehidupansehari-hari.
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA
Artikel www.muslim.or.id
[1] Dinukil oleh imam Ibnu Katsir dalam tafsir beliau (2/649), lihat juga kitab "Taisiirul Kariimir Rahmaan" (hal. 406).[2] Kitab "Fathul Qadiir" (4/77).
[3]HR Abu Dawud (no. 4252), at-Tirmidzi (no. 2219) dan Ibnu Majah (no.3952), dinyatakan shahih oleh imam at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani.
[4] Lihat kitab "al-'Aqiidatul Islaamiyyah" (hal. 33-34) tulisan syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.
[5] Kitab "at-Tauhid" (hal. 8) tulisan syaikh Shaleh bin Fauzan al-Fauzan.
[6]Ini adalah nama-nama orang shaleh dari umat nabi Nuh 'alaihis salamyang kemudian setelah mereka wafat, kaumnya menjadikan patung-patungmereka sebagai sembahan selain Allah Ta'ala. Lihat QS Nuh:23.
[7] Sebagaimana yang disebutkan dalam QS az-Zumar:3.
[8] Sebagaimana yang disebutkan dalam QS Yuunus:18.
[9] Kitab "Kasyfusy syubuhaat" (hal. 7).
[10] Kitab "al-'Aqiidatul Islaamiyyah" (hal. 46).
[11]Pembahasan ini diringkas dari kitab "Mukhaalafaat fit tauhiid" tulisansyaikh 'Abdul 'Aziz ar-Rayyis, dengan sedikit tambahan dan penyesuaian.
[12]HR Ahmad (2/429) dan al-Hakim (1/49), dishahihkan oleh al-Hakim,disepakati oleh adz-Dzahabi dan syaikh al-Albani dalam "Ash-Shahiihah"(no. 3387).
[13] Lihat kitab "at-Tamhiid li syarhi kitaabit tauhiid" (hal. 317) dan kitab "Hum laisu bisyai" (hal. 4).
[14] HSR al-Bukhari (no. 3261).
[15] HSR al-Bukhari (no. 1132) dan Muslim (no. 1397).
[16] HSR al-Bukhari (no. 1133) dan Muslim (no. 1394).
[17] HSR al-Bukhari (no. 1265) dan Muslim (no. 529).
[18] HSR Muslim (no. 532).
[19] HSR Muslim (no. 970).
[20] HR Ahmad (4/156) dan dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani dalam "Ash-Shahiihah" (no. 492).
[21]HR Abu Dawud (no. 3910), at-Tirmidzi (no. 1614) dan Ibnu Majah (no.3538), dinyatakan shahih oleh imam at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani dalam "Ash-Shahiihah" (no. 429).
[22]HR Abu Dawud (no. 3251) dan at-Tirmidzi (no. 1535), dinyatakan hasanoleh imam at-Tirmidzi dan dishahihkan oleh syaikh al-Albani dalam"Ash-Shahiihah" (no. 2042).
[23] HR al-Bukhari dalam "al-Adabul mufrad" (no. 716) dan Abu Ya'la (no. 60), dinyatakan shahih oleh syaikh al-Albani.
{وَمَا أَكْثَرُ النَّاسِ وَلَوْ حَرَصْتَ بِمُؤْمِنِينَ}
"Dan sebagian besar manusia tidak beriman (dengan iman yang benar) walaupun kamu sangat menginginkannya" (QS Yusuf:103).
dan semoga Kita sebagian Orang2 yang beriman.